Sabtu, 13 Oktober 2012

Pancasila Bikin Gue Lebih Oke

Dikutip langsung dari website resmi MPR:

Pengendara mobil dan motor di Jl. Latumenten, Grogol, Jakarta Barat, itu harus mempercepat kecepatannya, sebab di jalan itu nampak puluhan pelajar yang masih menggunakan seragam lengkap dan saling berhadapan saling lempar batu, bahkan diantara mereka nampak ada yang membawa clurit, pedang, galah, dan gergaji pemotong es yang berukuran besar.

Perkelahian yang sering terjadi di jalan itu biasanya akan berhenti ketika polisi datang, namun esoknya, bila ada kesempatan dan tidak ada polisi yang berjaga-jaga, kejadian itu akan terulang. “Mereka berkelahi karena tidak mengaplikasikan Pancasila,” ujar seorang siswa SMAN 6 Jakarta Firli Mandaras ketika menghadap Ketua MPR RI Taufiq Kiemas dan Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suhari dan Ahman Farhad Hamid di Ruang Rapat Pimpinan MPR di Lt. 9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD (4 Maret 2010).

Firli adalah salah satu dari 5 siswa yang ikut dalam rombongan Pengurus Nasional Karang Taruna yang mengadakan pertemuan dengan para pimpinan MPR. Menurut Ketua Umum Pengurus Nasional Karang Taruna Dody Susanto, pertemuan dengan pimpinan MPR itu sebagai silaturahmi organisasi atau dialog antargenerasi.

Disebutkan oleh Dody, Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda di wilayah desa atau kelurahan yang bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Namun saat ini Karang Taruna oleh Dody Susanto dikembangkan ke sekolah-sekolah. “Kami juga menggarap segmen kalangan pelajar,” ujarnya.

Sebagai organisasi kalangan generasi yang berumur antara 11 hingga 45 tahun, diakui oleh Dody bahwa ada persamaan cita-cita antara Karang Taruna dengan MPR. Karang Taruna mempunyai tujuan, cita-cita, dan manifestasi pada Pancasila. Untuk itu Karang Taruna mendukung MPR dalam melakukan sosialisasi 4 pilar, UUD NRI 1945, Pancasila, NKRI, dan Ke-Bhinneka Tunggal Ikan-an. “Kita tidak berdiam diri dengan apa yang dilakukan MPR,” ujar Dody.

Untuk mensosialisasikan Pancasila dikalangan pelajar SMA, Karang Taruna membuat sekolah terbuka Pancasila dan menerbitkan diary Pancasila. Sekolah terbuka Pancasila saat ini jumlahnya mencapai 151 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam sekolah itu praktek-praktek pengamalan Pancasila diterapkan.

Untuk mendukung praktek itu masing-masing siswa diberikan diary atau semacam buku yang setiap hari diisi mengenai pengamalan Pancasila. Salah seorang pelajar SMA 6 Jakarta, Belalita R. Samik Ibrahim mencontohkan cara mengisikan diary itu adalah, dirinya pada suatu hari mencatat pada bukunya itu dengan kalimat, saya sudah melakukan sholat subuh berarti saya sudah melaksanakan sila pertama. Selanjutnya, dalam halaman berikutnya dituliskan, saya sudah menolong teman berarti saya sudah melaksanakan sila kedua. “Buku itu sebagai catatan aktifitas saya,” ujarnya. Dari situlah diakui oleh Belalita nilai-nilai Pancasila bisa diterapkan.

Sebagai wadah generasi muda, Firli Mandaras merasa senang dengan hadirnya Karang Taruna. Dirinya merasa bahwa nilai-nilai Pancasila saat ini tidak membumi. “Saya bersyukur adanya Karang Taruna yang mampu membumikan Pancasila,” ujarnya.  Diakui bahwa pelajaran Pendidikan Ketatanegaraan (PKN) dulu disebut Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang diberikan ternyata belum diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya Pancasila juga diakui oleh Bintang Lestada. Pelajar SMA 6 Jakarta itu mengakui Pancasila sangat berguna bagi generasi muda. Di masa-masa labil itulah dirinya bisa mengendalikan diri dengan mengamalkan Pancasila. Cara mengamalkan Pancasila itu adalah dengan mengisi diary. “Saya menjadi lebih riligius dan humanis setelah mengisi diary itu,” ujarnya.

Karena dirasa mampu memberi arah bagi generasi muda, maka pada tanggal 31 Maret 2010, Kota Bekasi akan diresmikan menjadi Kota Pancasila. Mengapa Kota Bekasi dijadikan Kota Pancasila? “Sebab Kota Bekasi memiliki Sekolah Terbuka Pancasila paling banyak di Indonesia, jumlahnya mencapai 63 sekolah,” ujar Dody. Pada hari itu Karang Taruna akan mengerahkan sebanyak 600.000 pelajar untuk memeriahkan peresmian Kota Bekasi menjadi Kota Pancasila. Para pelajar ketika mulai meninggalkan rumah dan menuju sekolah diwajibkan untuk menyanyikan lagu Garuda Pancasila.

Pada pertemuan itu, Karang Taruna mengharap agar pimpinan MPR bisa hadir dalam acara yang didukung oleh Wali Kota Bekasi. Selain itu Dody mengharap agar pimpinan MPR bersedia memberi Piala Ketua MPR dalam lomba antarsekolah Terbuka Pancasila.

Menghadapi antusiasme Karang Taruna, Taufiq Kiemas merasa bergembira. “Saya bangga dengan kalian yang datang ke sini yang menunjukan Pancasila dengan bahasa gaul,” katanya. Taufiq Kiemas merasa kagum dengan diary Pancasila. Untuk itu ia mengharap pelajar-pelajar yang hadir dalam pertemuan dengan pimpinan MPR, pada suatu hari bisa membacakan diary-nya dan dipublikasikan melalui TVRI. Keinginan Karang Taruna agar pimpinan MPR bisa hadir dalam peresmian Kota Pancasila dan pemberian Piala Ketua MPR dalam lomba antarsekolah Terbuka Pancasila pun disetujui oleh Taufiq Kiemas.

sumber:  http://www.mpr.go.id/berita/read/2010/03/04/673/pancasila-bikin-gue-lebih-oke

1 komentar:

  1. Wynn MGM: How to Get From Vegas to Las Vegas - Shoot gioco digitale gioco digitale happyluke happyluke 816Sure Free Football Tips & Prediction | konicasino.com

    BalasHapus

My Playlist