Dikutip langsung dari website resmi MPR:
Pengendara mobil dan motor di Jl. Latumenten, Grogol, Jakarta Barat, itu
harus mempercepat kecepatannya, sebab di jalan itu nampak puluhan
pelajar yang masih menggunakan seragam lengkap dan saling berhadapan
saling lempar batu, bahkan diantara mereka nampak ada yang membawa
clurit, pedang, galah, dan gergaji pemotong es yang berukuran besar.
Perkelahian yang sering terjadi di jalan itu biasanya akan berhenti
ketika polisi datang, namun esoknya, bila ada kesempatan dan tidak ada
polisi yang berjaga-jaga, kejadian itu akan terulang. “Mereka berkelahi
karena tidak mengaplikasikan Pancasila,” ujar seorang siswa SMAN 6
Jakarta Firli Mandaras ketika menghadap Ketua MPR RI Taufiq Kiemas dan
Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suhari dan Ahman Farhad Hamid di Ruang
Rapat Pimpinan MPR di Lt. 9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung
MPR/DPR/DPD (4 Maret 2010).
Firli adalah salah satu dari 5 siswa yang ikut dalam rombongan Pengurus
Nasional Karang Taruna yang mengadakan pertemuan dengan para pimpinan
MPR. Menurut Ketua Umum Pengurus Nasional Karang Taruna Dody Susanto,
pertemuan dengan pimpinan MPR itu sebagai silaturahmi organisasi atau
dialog antargenerasi.
Disebutkan oleh Dody, Karang Taruna merupakan wadah pengembangan
generasi muda di wilayah desa atau kelurahan yang bergerak dibidang
kesejahteraan sosial. Namun saat ini Karang Taruna oleh Dody Susanto
dikembangkan ke sekolah-sekolah. “Kami juga menggarap segmen kalangan
pelajar,” ujarnya.
Sebagai organisasi kalangan generasi yang berumur antara 11 hingga 45
tahun, diakui oleh Dody bahwa ada persamaan cita-cita antara Karang
Taruna dengan MPR. Karang Taruna mempunyai tujuan, cita-cita, dan
manifestasi pada Pancasila. Untuk itu Karang Taruna mendukung MPR dalam
melakukan sosialisasi 4 pilar, UUD NRI 1945, Pancasila, NKRI, dan
Ke-Bhinneka Tunggal Ikan-an. “Kita tidak berdiam diri dengan apa yang
dilakukan MPR,” ujar Dody.
Untuk mensosialisasikan Pancasila dikalangan pelajar SMA, Karang Taruna
membuat sekolah terbuka Pancasila dan menerbitkan diary Pancasila.
Sekolah terbuka Pancasila saat ini jumlahnya mencapai 151 sekolah yang
tersebar di seluruh Indonesia. Dalam sekolah itu praktek-praktek
pengamalan Pancasila diterapkan.
Untuk mendukung praktek itu masing-masing siswa diberikan diary atau
semacam buku yang setiap hari diisi mengenai pengamalan Pancasila. Salah
seorang pelajar SMA 6 Jakarta, Belalita R. Samik Ibrahim mencontohkan
cara mengisikan diary itu adalah, dirinya pada suatu hari mencatat pada
bukunya itu dengan kalimat, saya sudah melakukan sholat subuh berarti
saya sudah melaksanakan sila pertama. Selanjutnya, dalam halaman
berikutnya dituliskan, saya sudah menolong teman berarti saya sudah
melaksanakan sila kedua. “Buku itu sebagai catatan aktifitas saya,”
ujarnya. Dari situlah diakui oleh Belalita nilai-nilai Pancasila bisa
diterapkan.
Sebagai wadah generasi muda, Firli Mandaras merasa senang dengan
hadirnya Karang Taruna. Dirinya merasa bahwa nilai-nilai Pancasila saat
ini tidak membumi. “Saya bersyukur adanya Karang Taruna yang mampu
membumikan Pancasila,” ujarnya. Diakui bahwa pelajaran Pendidikan
Ketatanegaraan (PKN) dulu disebut Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang
diberikan ternyata belum diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya Pancasila juga diakui oleh Bintang Lestada. Pelajar SMA 6
Jakarta itu mengakui Pancasila sangat berguna bagi generasi muda. Di
masa-masa labil itulah dirinya bisa mengendalikan diri dengan
mengamalkan Pancasila. Cara mengamalkan Pancasila itu adalah dengan
mengisi diary. “Saya menjadi lebih riligius dan humanis setelah mengisi
diary itu,” ujarnya.
Karena dirasa mampu memberi arah bagi generasi muda, maka pada tanggal
31 Maret 2010, Kota Bekasi akan diresmikan menjadi Kota Pancasila.
Mengapa Kota Bekasi dijadikan Kota Pancasila? “Sebab Kota Bekasi
memiliki Sekolah Terbuka Pancasila paling banyak di Indonesia, jumlahnya
mencapai 63 sekolah,” ujar Dody. Pada hari itu Karang Taruna akan
mengerahkan sebanyak 600.000 pelajar untuk memeriahkan peresmian Kota
Bekasi menjadi Kota Pancasila. Para pelajar ketika mulai meninggalkan
rumah dan menuju sekolah diwajibkan untuk menyanyikan lagu Garuda
Pancasila.
Pada pertemuan itu, Karang Taruna mengharap agar pimpinan MPR bisa hadir
dalam acara yang didukung oleh Wali Kota Bekasi. Selain itu Dody
mengharap agar pimpinan MPR bersedia memberi Piala Ketua MPR dalam lomba
antarsekolah Terbuka Pancasila.
Menghadapi antusiasme Karang Taruna, Taufiq Kiemas merasa bergembira.
“Saya bangga dengan kalian yang datang ke sini yang menunjukan Pancasila
dengan bahasa gaul,” katanya. Taufiq Kiemas merasa kagum dengan diary
Pancasila. Untuk itu ia mengharap pelajar-pelajar yang hadir dalam
pertemuan dengan pimpinan MPR, pada suatu hari bisa membacakan diary-nya
dan dipublikasikan melalui TVRI. Keinginan Karang Taruna agar pimpinan
MPR bisa hadir dalam peresmian Kota Pancasila dan pemberian Piala Ketua
MPR dalam lomba antarsekolah Terbuka Pancasila pun disetujui oleh Taufiq
Kiemas.
sumber: http://www.mpr.go.id/berita/read/2010/03/04/673/pancasila-bikin-gue-lebih-oke
Wynn MGM: How to Get From Vegas to Las Vegas - Shoot gioco digitale gioco digitale happyluke happyluke 816Sure Free Football Tips & Prediction | konicasino.com
BalasHapus