Al-Qur'an bukanlah sekadar buku bacaan atau "buku suci" yang dimiliki oleh Islam. Melainkan buku pedoman hidup untuk seluruh makhluk ciptaan Allah SWT. Tidak hanya untuk orang yang mengaku Islam, tapi untuk semua yang hidup di bumi ini. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta), tidak ada batasan bagi siapapun yang mau mengamalkannya. Dapat diibaratkan Al-Qur'an adalah sebuah "manual book" saat kita membeli sebuah mobil. Jika kita memahami manual book tersebut, insya Allah kita akan aman dalam berkendara serta tidak ada masalah yang terjadi pada mobil tersebut. Begitu pula ketika kita lahir di dunia, sudah ada "manual book" dari Sang Kreator kita untuk kita baca dan pahami agar kita selamat di dunia dan di akhirat nanti. Insya Allah. Berikut ini adalah sebuah artikel yang saya dapatkan dari sebuah page di facebook tentang manfaat menghafal Al-Qur'an yang menurut penelitian dapat menunjang prestasi belajar dan juga membuat mental (rohani) kita sehat. Selamat membaca...
Akhwatmuslimah.com - Hasil penelitian di Mesir dan
Saudi menyebutkan bahwa siswa yang berprestasi rata-rata penghafal
Alquran. Meski tak ada data yang pasti, jumlah umat Islam di Tanah Air
yang masih buta huruf Alquran diperkirakan masih sangat tinggi. Salah
satu faktanya, separuh jamaah haji asal Indonesia yang berangkat setiap
tahun ke Tanah Suci ternyata buta huruf Alquran alias tak bisa membaca
kitab suci.
Kondisi itu tentu sangat memprihatinkan. Apalagi,
Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Kini,
gerakan untuk membebaskan umat dari buta huruf Alquran memang tengah
digulirkan. Namun, upaya itu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak.
Pakar
tafsir yang juga Dewan Pakar Pusat Studi Alquran (PSQ), Dr Muchlis
Hanafi, mengungkapkan, guna mencegah munculnya generasi buta huruf
Alquran, setiap pelajar Muslim di Tanah Air harus bisa membaca dan
memiliki hafalan Alquran. Menurut dia, Indonesia bisa mencontoh Mesir.
Doktor
tafsir dari Universitas Al Azhar itu, mengungkapkan, di Mesir,
anak-anak telah menghafal Alquran sebelum masuk sekolah dasar. ”Jadi,
melalui katatib atau kuttab (tempat-tempat menghafal Alquran), anak-anak
sejak kecil menghafal Alquran,” papar Muchlis.
”Begitu tamat
madrasah Ibtidaiyah atau SD di Al-Azhar, anak-anak sudah selesai hafal
Alquran 30 juz. Anak-anak di sana hafal Alquran umur sembilan tahun atau
paling lambat 13 tahun,” tuturnya. Muchlis mengungkapkan, hasil
penelitian di Mesir dan Saudi menyebutkan bahwa siswa-siswa yang
berprestasi rata-rata mereka hafal Alquran.
”Jadi, hafalan Alquran
itu sangat menunjang prestasi belajar para siswa. Selain tentunya
hafalan Alquran itu sendiri membantu meningkatkan kesehatan mental anak.
Ini hal positif,” ungkapnya. Namun, kata dia, jangan hanya berhenti
pada hafalan.
Hafalan Alquran itu perlu terus dikembangkan.
Karena itu, di pesantren yang didirikan Pusat Studi Alquran (PSQ),
Pesantren Baitul Quran sebanyak 19 orang huffadz yang sudah hafal 30
juz diberi wawasan keilmuan, wawasan kewirausahaan, training,
bermacam-macam training selama enam bulan.
Menurut Muchlis,
sekarang anak-anak kecil sudah banyak yang pandai membaca Alquran.
Setelah bisa membaca Alquran, kata dia, perlu digalakkan program
hafalan alias tahfiz Alquran. Sekarang ini, tuturnya, semangat menghafal
Alquran sangat tinggi sekali.
Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ)
Jakarta, Dr Ahsin Sakho Muhammad menambahkan, periode menghafalkan
Alquran itu harus mulai dari taman kanak-kanak sampai umur enam tahun.
Jadi, anak sudah bisa menghafal Alquran. Kemudian mulai SD belajar umum,
lalu sorenya dilanjutkan dengan menghafal Alquran ternyata hasilnya
bagus sekali.
”Ini yang dilakukan oleh orang-orang Arab Saudi dan
Mesir. Paginya sekolah umum, sore hari setelah pulang sekolah
dilanjutkan dengan menghafal Alquran. Ternyata di Palestina sekarang
ribuan anak sudah menghafal Alquran. Kemudian di masa musim liburan
anak-anak dimasukkan ke dalam tahfiz Alquran,” ungkap Ahsin.
Universitas
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur tengah
mempersiapkan lahirnya para dosen, dekan hingga rektor yang hafal
Alquran.
”Di dunia ini Perguruan Tinggi yang paling hebat Harvard
University, AS. Perguruan Tinggi yang nomor satu milik Islam adalah
Al-Azhar Kairo Mesir. Orang tatkala menyebut nomor satu tidak ada yang
mengklaim nomor dua apalagi nomor empat. Makanya saya katakan kepada
mahasiswa dan dosen di sini kita harus harus ambil posisi kosong itu.
Kapan? Bukan sekarang tapi 25 tahun yang akan datang,” papar Rektor UIN
Malang, Prof Imam Suprayogo.
Guna memenuhi target itu, sejak
2009 UIN Malang merekrut 35 mahasiswa baru yang sudah hafal Alquran.
”Saya ambil dari pondok, aliyah-aliyah yang ada di Indonesia. Ke-35 itu
kita beri beasiswa, uang saku, uang buku dan macam-macam. Nanti kalau
empat tahun mereka lulus dan nilainya baik lalu kita teruskan di S-2
hingga S-3,” tuturnya.
Menurut Imam, dunia harus diprogram. ”Dunia
jangan tumbuh alamiyah. Kalau alamiyah, tidak indah. Pemimpin kampus
juga diprogram sehingga nanti menjadi indah jangan hanya berjalan
alami.”
Karena itulah, Ustaz Yusuf Mansur meluncurkan program
i’daad. Lewat program itu, para siswa SD yang akan meneruskan ke SMP
atau SMP ke SMA atau SMA ke perguruan tinggi bisa vacuum satu tahun dari
pendidikan umum. Selama satu tahun itulah, mereka digembleng dan
dibekali dengan pendidikan Alquran dan Sunah. Sehingga, mereka memiliki
bekal berupa kekuatan tauhid yang sangat kokoh dalam mengarungi
kehidupan.
Prof Imam menilai, program i’daad seperti itu perlu
didukung, karena merupakan memprogram masa depan, bukan memprogram
ujian. ”Saya senang sekali kalau ada inovasi seperti ini. Karena itu
perlu kita dukung bersama-sama,” paparnya. Upaya itu, dinilai sebagai
usaha untuk menciptakan nuansa Qurani di Indonesia. [Republika]
Oleh: Damanhuri Zuhri
Dikutip dari http://www.akhwatmuslimah.com/2012/08/1015/hafalan-alquran-sehatkan-mental/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar